Knalpot, Industri Kebanggaan Masyarakat Purbalingga
Knalpot Purbalingga dibuat secara handmade oleh tangan-tangan terampil dari Desa Sayangan. Hasil dari keuletan dan ketekunan pengrajinnya membuat knalpot buatan Purbalingga berkualitas internasional, bahkan pernah dipesan oleh sebuah perusahaan mobil terkenal, Mercedes Benz.
Baca juga: Seramnya Cerita Kuntilanak Dibalik Indahnya Bukit Ayu Kaki Gunung SlametMenurut rumor yang beredar, industri knalpot di Desa Sayangan ini di awali oleh seorang pengusaha krenceng atau dandang yang berbahan kuningan bernama Hasan Yusuf, pada tahun 1970an.
Namun, karena mengalami kerugian yang besar, ia akhirnya beralih membuat knalpot kendaraan. Usaha knalpotnya lambat laun menuai kesuksesan dan mulai diikuti oleh tetangga-tetangganya hingga saat ini.
Sebuah tugu yang didedikasikan untuk pengrajin knalpot di Desa Sayangan berdiri dengan gagah di tengah sebuah persimpangan.
Tugu tersebut menampilkan sebuah patung orang yang sedang membuat knalpot dan terkenal dengan sebutan 'Tugu Knalpot'.
Jika anda berkunjung ke Purbalingga dan menghampiri tugu ini maka anda tengah berada di desanya para empu knalpot.
Patung knalpot Purbalingga yang ikonik. |
Disepanjang jalan saya melihat banyak knalpot yang bergelantungan didepan bengkel-bengkel produksi. "Tang..tang..tang..tang" terdengar suara orang yang sedang memempa potongan lembaran besi menjadi sebuah silinder
...
Jam dinding menunjukkan pukul 8 pagi, teman saya, Danu, tampak sedang sibuk mempacking knalpot bersama dua orang karyawannya di teras rumah tipe 45 yang baru saja dibelinya secara cash.
Rumahnya tampak kosong, belum banyak perabotan yang menghiasi sudut-sudutnya. Hanya ada dua buah kasur lantai, sebuah televisi 21 inch, dan 2 rak dinding display yang tergantung beberapa knalpot bermacam bentuk dan merk.
Umurnya baru 24, minggu depan dia akan melamar gadis pujaannya yang sudah ia kencani selama hampir 4 tahun. Tak pernah terbayangkan bagi Danu bisa membeli sebuah rumah secara cash sekaligus melamar sang gadis pujaan.
Sebelum berjualan knalpot secara online, Danu bekerja sebagai karyawan pabrik bulu mata yang memang menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Purbalingga dengan gaji yang pas-pasan sesuai UMK (Upah Minimum Karyawan) sebesar 1,4 juta per bulan.
Sebelum berjualan knalpot secara online, Danu bekerja sebagai karyawan pabrik bulu mata yang memang menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Purbalingga dengan gaji yang pas-pasan sesuai UMK (Upah Minimum Karyawan) sebesar 1,4 juta per bulan.
Sekarang, Danu telah menjadi bos dari usahanya berjualan knalpot secara online. Pelanggannya kebanyakan justru berasal dari luar negeri seperti Thailand, Filipina, dan Jepang. Keuntungan dari penjualan knalpotnya bisa mencapai 500% dari harga kulakannya yang berkisar antara Rp. 400.000 - Rp. 1 juta.
Kata Danu, knalpot di luar negeri harganya sangat mahal, sampai jutaan. Pelanggannya yang rata-rata adalah pemilik bengkel menganggap harga Danu masih sangat murah dibanding harga knalpot di negaranya sehingga mereka bisa menjualnya lagi kepada customer.
Kata Danu, knalpot di luar negeri harganya sangat mahal, sampai jutaan. Pelanggannya yang rata-rata adalah pemilik bengkel menganggap harga Danu masih sangat murah dibanding harga knalpot di negaranya sehingga mereka bisa menjualnya lagi kepada customer.
Itu hanya sepenggal kisah dari banyaknya kisah sukses anak muda Purbalingga yang berhasil kaya mendadak berkat usaha jualan knalpot secara online.
Anak muda yang melek teknologi ini berhasil memanfaatkan internet sebagai sarana menjual produk asli Purbalingga. Dengan sasaran utama pasar luar negeri, maka keuntungan yang mereka dapatkan juga berkali-kali lipat.
Sekali lagi terbukti bahwa penguasaan teknologi sangat berperan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional yang mampu menyejahterakan rakyat kecil.
Sekali lagi terbukti bahwa penguasaan teknologi sangat berperan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional yang mampu menyejahterakan rakyat kecil.
Bagaimana dengan pembaca? Apa produk unggulan daerah kamu? Share di kolom komen ya.
Gambar muka: usahapurbalingga.blogspot.com
Post a Comment: