Berburu Batu Mulia Di Sungai Klawing
Jembatan Gantung Sindang, Purbalingga. |
Purbalingga - Sungai Klawing merupakan sungai utama dan terbesar di Kabupaten Purbalingga. Sungai ini membelah
Purbalingga dari utara ke selatan. Bermula dari kaki gunung Slamet
kemudian terus mengalir kebawah (selatan) melewati beberapa
kecamatan dan akhirnya bermuara di daerah Congot yakni pada pertemuan antara
Sungai Klawing dan Sungai Serayu.
Batu-batu berwarna di Sungai Klawing |
Sungai Klawing ternyata juga mempunyai potensi yang
luar biasa. Diantaranya adalah potensi batu
mulianya. Sebenarnya bukan batu mulia kalau saya bilang, tetapi batu semi precious stone
atau batu semi mulia yang banyak ditemukan di Kali Klawing.
Beberapa
waktu lalu penelitian gabungan dari ITB dan UNSOED menemukan beberapa
jenis batu seperti Jasper, Crystal Quartz, Hematite, Heliostone,
Citrine, dll.
Batu-batu ini mempunyai aneka warna-warni yang menarik dan
setelah diproses bisa dijadikan hiasan, ukiran, permata, dll.
Kunjungan (Mantan) Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo |
Setelah saya browisng di internet tentang Sungai Klawing
akhirnya saya bersama teman saya sepakat untuk melakukan perburuan batu
mulia di Sungai Klawing.
Titik pertama perburuan kami adalah daerah
pertambangan pasir dan batu/kerikil di sekitar bendungan Slinga,
Kecamatan Kalikajar.
Waktu kami kesana kebetulan sedang ada kunjungan dari Gubernur
Jawa Tengah (sekarang mantan), Bibit Waluyo yang sedang meninjau pembangunan proyek
bendung Slinga, jadi kami sempat terhambat sekitar satu setengah jam.
Banyak sekali batu-batu kecil yang berserakan di sekitar kanan-kiri
sungai Klawing. Saya harus cermat dalam melihat batu-batu tersebut karena
beberapa batu yang bagus tertutup debu dan tanah sehingga tidak terlihat
jelas warnanya.
Kami menyusuri sepanjang sungai dengan menggunakan
motor, jadi selain berburu batu juga sekalian offroad-an.
Banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan disini seperti menambang,
mencuci motor, memancing, menjaring ikan, dll.
Batu mulia di sungai
Klawing amat mudah ditemukan, berserakan disepanjang jalan berbatu yang
kami lalui. Tampaknya masyarakat belum mengerti akan nilai ekonomi dari
batu-batu sungai Klawing ini ya?
Batu darah kristus
Sebelum batu dipilih, alangkah baiknya untuk membelah batu tersebut
terlebih dahulu untuk melihat isi/warna yang ada didalamnya. Karena terkadang batu yang dari luar terlihat bagus, belum tentu dalamnya bagus, begitu juga sebaliknya. Saya
membelahnya menggunakan palu.
Batu-batu yang sudah dipilih tadi kami cuci dulu supaya warna aslinya terlihat jelas.
Kami menemukan beberapa Jasper warna-warni merah,
oranye, hijau, biru, kuning, dan panca warna (warna dibatu lebih dari
satu).
Ada juga batu-batu kristal kuarsa yang bening dan tembus cahaya beragam
warna yakni putih, bening, coklat, oranye, kuning, dan hijau.
Saya juga menemukan beberapa bloodstone atau istilah lokalnya nogosui. Batu ini mempunyai warna hijau tua dengan bercak-bercak merah seperti tetesan darah.
Orang Prancis menyebutnya le sang du Christ
atau batu darah Kristus dan digunakan sebagai lambang kebangsawanan
bangsa Prancis.
Selama ini batu tersebut baru ditemukan di India, namun
sekarang ternyata sungai di kota kecil ini juga memilikinya. Potensi
alam Purbalingga ternyata luar biasa!
Pemandangan di sepanjang sungai Klawing juga indah, airnya jernih
sehingga ikan-ikan kecilpun terlihat. Di bagian hulu arusnya cukup deras
sehingga sering dijadikan tempat untuk rafting atau arung
jeram.
Perburuan yang dimulai pukul 8 pagi akhirnya kami akhiri pukul 3
sore. Kami membawa pulang banyak sekali batu-batu mulia khas sungai
Klawing, tinggal dipotong, dibentuk, gosok, dan poles, untuk kemudian
dijual dengan harga tinggi
Sayangnya pemerintah Purbalingga belum mulai mensosialisasikan manfaat
dari batu-batu mulia yang berserakan di sungai Klawing ini kepada
masyarakatnya.
Bahkan batu-batu berharga tersebut ikut tertambang oleh
penambangan batu dan pasir.
Padahal jika masyarakat tau akan potensi
batu klawing ini dan diberikan fasilitas oleh pemerintah, mungkin
Purbalingga akan menjadi sentra batu mulia yang pamornya tak kalah
dengan Pacitan, atau Banten dengan kalimayanya, dan Bacan dengan batu
Bacannya.
Bagus buat hiasan akuarium
|