Selamat Datang di Batam, Negeri 1001 Ruko
Batam.
Siapa sih yang tidak tau Batam? Kota industri dan perdagangan yang ada di bagian
barat Indonesa, salah satu pulau terdepan Indonesia yang paling maju diantara
pulau garis depan lainnya.
Aura dan wangi lembaran rupiah yang cukup kuat di
Batam mampu menjadi magnet yang menarik para perantau dari seluruh Indonesia untuk
mencari peruntungan di sini.
Konon dari sumber yang tidak begitu bisa dipercaya (saya sendiri) menyebutkan bahwa jumlah perantau di Batam mencapai 75% dari total populasi
warga Batam, hampir seperti Jakarta.
Jumlah pulau yang ada di Batam mencapai
329 pulau dengan pulau utamanya yakni Pulau Batam, Rempang, dan Galang atau
biasa disingkat Barelang.
Nama Barelang sendiri menjadi salah satu nama Jembatan
yang menghubungkan pulau-pulau ini, yakni Jembatan Barelang yang menjadi salah
satu ikon Kota Batam. Katanya, belum afdhol
ke Batam kalau belum foto di Jembatan Barelang.
Dari
hanya sebuah pulau nelayan orang Melayu menjadi sebuah pulau perdagangan yang
sukses, itulah Batam.
Dulu, katanya orang Melayu yang disebut sebagai “Orang
Selat” sudah menempati pulau ini sejak tahun 231 masehi (sumbernya wikipedia)
dengan persebaran kampungnya berada di bibir-bibir pantai.
Pulau inilah yang
menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam menumpas penjajahan bangsa
Portugis di Kerajaan Melaka. Namanya sekarang menjadi nama bandara dengan
landasan pacu terpanjang di Asia yang panjangnya mencapai 4km, mengalahkan
Changi dan Narita, yaitu Bandara Hang Nadim, Batam dengan kode IATA : BTH.
Gerbang masuk alun-alun Batam |
Saya
menumpang pesawat Lion Air dari JOG menuju BTH jam 07.00 AM, dengan rasa
was-was ketinggalan pesawat karena saya baru check in jam tujuh kurang
seperempat, sampai-sampai nama saya berulang kali dipanggil lewat intercomm,
hehe.
Saya menuju ke nomor bangku dimana saya sudah check in memilih duduk disamping jendela tapi ternyata oh ternyata sudah ada yang punya. Sebenarnya mau saya tegur karena dia merebut tempat duduk saya tapi ya sudahlah karena dia cewek siapa tau bisa dapet nomer teleponnya. Bla bla bla ternyata cewek ini orang Aceh yang baru lulus kuliah di Jogja, lumayan dapet nomer :P .
Saya menuju ke nomor bangku dimana saya sudah check in memilih duduk disamping jendela tapi ternyata oh ternyata sudah ada yang punya. Sebenarnya mau saya tegur karena dia merebut tempat duduk saya tapi ya sudahlah karena dia cewek siapa tau bisa dapet nomer teleponnya. Bla bla bla ternyata cewek ini orang Aceh yang baru lulus kuliah di Jogja, lumayan dapet nomer :P .
Sampai
di Batam jam sembilan pas. Saya sudah dijemput keluarga yang ada di Batam. Begini
nih asiknya punya banyak saudara dan teman, bisa numpang-numpang.
Dari Bandara menuju rumah keluarga saya sangat dekat, hanya sepuluh menit perjalanan. Namun, ada satu hal yang tidak saya sukai di Batam yaitu mereka menggerus bukit-bukit subur yang asri menjadi rata untuk dibangun perumahan dan ruko-ruko.
Sepanjang jalan, yang saya lihat adalah tanah tandus berdebu dengan traktor dan alat-alat berat lainnya. Pemandangan semacam ini bakal selalu kita lihat jika berkunjung ke Batam terutama di pinggiran kota.
Perluasan pembangunan di Batam dilakukan secara masif, bisa di ibaratkan, Batam ini surganya para kontraktor pembangunan. Seakan-akan kota ini sedang ngebut untuk menyaingi tetangganya, Singapura.
Walaupun agak kecewa dengan pemandangan di Batam untuk pertama kalinya, namun setelah beberapa hari disini saya agak lebih lega karena melihat pusat kota Batam yang asri dan hijau terutama daerah Baloi.
Ditengah-tengah kota terdapat daerah resapan air yang berupa danau yang luas dikelilingi oleh pohon-pohon yang rimbun. Pemandangan elok ini bakal kita jumpai jika hendak menuju daerah Batu Aji melewati jalur Simpang Jam.
Pemandangan di daerah Nongsa yang terkenal dengan resort dan pantainya yang katanya indah juga ditumbuhi pohon-pohon yang hijau dan rimbun. Mungkin sekarang Batam sedang banyak-banyaknya menelan pil pahit demi kesehatan di masa yang akan datang.
Dari Bandara menuju rumah keluarga saya sangat dekat, hanya sepuluh menit perjalanan. Namun, ada satu hal yang tidak saya sukai di Batam yaitu mereka menggerus bukit-bukit subur yang asri menjadi rata untuk dibangun perumahan dan ruko-ruko.
Sepanjang jalan, yang saya lihat adalah tanah tandus berdebu dengan traktor dan alat-alat berat lainnya. Pemandangan semacam ini bakal selalu kita lihat jika berkunjung ke Batam terutama di pinggiran kota.
Perluasan pembangunan di Batam dilakukan secara masif, bisa di ibaratkan, Batam ini surganya para kontraktor pembangunan. Seakan-akan kota ini sedang ngebut untuk menyaingi tetangganya, Singapura.
Walaupun agak kecewa dengan pemandangan di Batam untuk pertama kalinya, namun setelah beberapa hari disini saya agak lebih lega karena melihat pusat kota Batam yang asri dan hijau terutama daerah Baloi.
Ditengah-tengah kota terdapat daerah resapan air yang berupa danau yang luas dikelilingi oleh pohon-pohon yang rimbun. Pemandangan elok ini bakal kita jumpai jika hendak menuju daerah Batu Aji melewati jalur Simpang Jam.
Pemandangan di daerah Nongsa yang terkenal dengan resort dan pantainya yang katanya indah juga ditumbuhi pohon-pohon yang hijau dan rimbun. Mungkin sekarang Batam sedang banyak-banyaknya menelan pil pahit demi kesehatan di masa yang akan datang.
Banyak
tempat yang akan saya kunjungi di Batam karena saya cukup lama berada disini. Jalan
di batam sangat mudah untuk di hapalkan. Tata kota dan jalannya juga bagus.
Beberapa tempat yang saya kunjungi adalah pantai-pantai di Pulau Rempang dan Galang, pantai-pantai di daerah Nongsa, pantai di daerah kota, pulau-pulau di sekitar Batam dan juga wisata belanja. Jadi dengan senang hati, saye mempersilahken anda anda semua untuk menyimak kelanjutan kisah saye di Batam berkiut ni :
Pantai Cakang, Pantai di ujung Kepulauan Barelang
Beberapa tempat yang saya kunjungi adalah pantai-pantai di Pulau Rempang dan Galang, pantai-pantai di daerah Nongsa, pantai di daerah kota, pulau-pulau di sekitar Batam dan juga wisata belanja. Jadi dengan senang hati, saye mempersilahken anda anda semua untuk menyimak kelanjutan kisah saye di Batam berkiut ni :
Wisata Pantai di Batam, Pantai Nongsa (1)
Pantai Cakang, Pantai di ujung Kepulauan Barelang
Post a Comment: