Singapore, Destinasi Awal Untuk World Traveler Pemula
Singapore, siapa sih yang tidak tau negara tetangga dengan ukuran yang mini ini? Yup, siluet negara ini sudah terlihat jelas dari tepian Harbour Bay Batam. Singapura merupakan negara dimana biasanya para traveler ataupun backpacker dari Indonesia mencoba melangkahkan kakinya ke luar negeri untuk pertama kali. Bisa disebut juga sebagai negara pertama bagi para newbie world traveler dari Indonesia, termasuk saya. Salah satu faktornya adalah selain jaraknya yang dekat, banyaknya tiket penerbangan promo Indonesia-Singapura yang disediakan oleh beberapa maskapai penerbangan seperti AirAsia, Mandala, dll. Harganya kalau promo tidak sampai Rp. 500.000, bahkan teman saya ada yang pernah mendapatkannya seharga Rp. 99.000 hanya sebagai gantai biaya avtur saja.
Saya terbang dari Yogyakarta menuju Changi pada
pukul delapan pagi dan sampai disana pukul setengah sepuluh. Sebelum mendarat,
saya disuguhkan pemandangan kapal-kapal kargo yang begitu banyak di perairan
Singapura, hal ini menandakan eksistensi Negara ini sebagai Negara perdagangan
yang paling strategis di Asia Tenggara.
Sebelum mendarat, saya melihat bahwa bandara ini dikelilingi oleh hutan-hutan yang luas dengan pohonnya yang besar-besar. Bandingkan dengan bandara Soekarno-Hatta dimana justru bandaranya dikelilingi oleh pemukiman padat penduduk. Bandara Changi cukup luas dan modern sampai toiletnya juga serba otomatis. Imigrasi disini tidak ribet, yang penting tempat tinggal kita selama di Singapura tercatat jelas pada kartu kunjungan, sehabis itu tinggal melanglang buana deh.
Sebelum mendarat, saya melihat bahwa bandara ini dikelilingi oleh hutan-hutan yang luas dengan pohonnya yang besar-besar. Bandingkan dengan bandara Soekarno-Hatta dimana justru bandaranya dikelilingi oleh pemukiman padat penduduk. Bandara Changi cukup luas dan modern sampai toiletnya juga serba otomatis. Imigrasi disini tidak ribet, yang penting tempat tinggal kita selama di Singapura tercatat jelas pada kartu kunjungan, sehabis itu tinggal melanglang buana deh.
Saya tinggal disebuah apartement padat penduduk di pusat kota. Pemukiman disini sebagian besar merupakan apartemen/rumah susun. Dibagi per kawasan, per blok. Setiap kawasan mempunyai pasarnya sendiri dan juga foodcourt yang terletak dibawah. Saya tinggal di distrik Whampoa, dekat dengan Baleister rd. Terdapat community centre tempat berkumpul dan ngopi-ngopi warga sekitar.
Untuk transportasi saya menggunakan semua moda
transportasi yang ada, MRT dan Bus. Cara menggunakan bus di singapura sangatlah
mudah. Kita cukup membeli kartu di seveneleven atau cheers (mini market), saya
memakai kartu NETS Flashpay yang berisi SG$ 16, cukup untuk bolak-balik 16 kali
naik bus atau MRT. Untuk menggunakan kartunya cukup men-tap / menempelkan kartu
pada mesin yang tersedia di dekat pintu bus. Jika tidak punya kartu, kita dapat
membayarnya langsung ke supir bus, namun uang harus pas, jika tidak maka
artinya kamu merelakan kembalian uang kamu.
Untuk MRT, jika tidak punya kartu, terdapat mesin tiket otomatis di setiap stasiun, cukup masukan uang sejumlah harga tiket yang tertera, nanti tiketnya akan keluar sendiri. Untuk jarak jauh, gunakanlah MRT, namun untuk jarak dekat cukup gunakan bus saja.
Untuk MRT, jika tidak punya kartu, terdapat mesin tiket otomatis di setiap stasiun, cukup masukan uang sejumlah harga tiket yang tertera, nanti tiketnya akan keluar sendiri. Untuk jarak jauh, gunakanlah MRT, namun untuk jarak dekat cukup gunakan bus saja.
Warga Singapura, sebagaimana layaknya bangsa Asia
umumnya ramah-ramah, jika tersesat mereka akan siap membantu kita. Tenang saja,
kita tidak akan tersesat di Singapura karena penunjuk jalan terdapat
dimana-mana.
Destinasi pertama saya adalah destinasi mainstream yang ada, yaitu Orchard Road,
Esplanade, Merlion Park, Asian Civilization Museum (ACM), Clarke Quay, Mustafa,
dan Little India. Semua destinasi tersebut dapat dilakukan dalam sehari saja
dan cukup jalan kaki! Yang terpenting adalah kita tahu rutenya, pastikan
destinasi tersebut sejalur.
Contohnya, pertama saya awali dengan Orchard Road, dari situ saya naik bus ke Esplanade. Nah dari Esplanade ke Merlion Park cukup menyeberangi jembatan saja dengan jalan kaki. Dari Merlion Park, jalan menuju ACM kemudian lanjut ke Clarke Quay. Dari Clarke Quay bisa ke Chinatown dulu atau langsung ke Mustafa Centre, Bugis, dan Little India nak bus (jaraknya lumayan jauh boo..)
Contohnya, pertama saya awali dengan Orchard Road, dari situ saya naik bus ke Esplanade. Nah dari Esplanade ke Merlion Park cukup menyeberangi jembatan saja dengan jalan kaki. Dari Merlion Park, jalan menuju ACM kemudian lanjut ke Clarke Quay. Dari Clarke Quay bisa ke Chinatown dulu atau langsung ke Mustafa Centre, Bugis, dan Little India nak bus (jaraknya lumayan jauh boo..)
Orchard
Road,
bagi traveler kere seperti saya tampaknya tempat ini bukanlah tempat yang cocok
karena disini semuanya mall-mall dengan brand-brand ternama seperti GUCCI,
Louis Vuitton dll. Bisa dibilang ini tempat shopingnya orang-orang menengah
keatas. Tidak ada yang menarik disini bagi saya karena saya bukan tukang
belanja. Namun bagi mereka kaum hawa dan shopaholic tempat ini ibarat surga. Semua-semuanya
adalah mall! mall! dan mall! Disepanjang jalan saya melihat banyak pengamen
yang tengah beraksi, dan mereka punya kemampuan bermusik yang sangat hebat! Give applause!
Esplanade,
gedung pertunjukan berbentuk durian. Gedung ini merupakan salah satu ikon Singapura. Selain
gedung, kita bisa bersantai dipinggir gedung disebelah sungai sambil menikmati
pemandangan kota dengan gedung-gedungnya yang menjulang, patung singa Merlion, Hotel
Fullerton, dan Marina bay Sands yang terkenal itu ( gedung kembar dengan kapal
diatasnya) dibawah pohon sambil menikmati angin yang semilir serta softdrink
seharga SG$1,7.
Merlion
Park,
Nah ini dia ikon Singapura yang paling terkenal yaitu patung singa yang disebut
Merlion. Patung ini dibuat sebagai ikon untuk menyambut para pelancong yang
datang ke negeri mungil ini. Dari Esplanade, saya cukup menyeberangi sungai
lewat jembatan. Disekitar patung merlion banyak turis-turis yang tengah berfoto maupun sekedar bersantai-santai. Jikalau saja saya punya uang lebih, maka
saya akan menikmati secangkir kopi di café-café yang bertebaran disekitar
patung tersebut. Saya pergi kesini dua kali, kunjungan yang kedua adalah untuk
mengambil gambar patung ini dan sekitarnya yang katanya cantik dan indah dikala
malam hari.
Asian
Civilization Museum, tempat ini berdekatan dengan Merlion
Park. Diseberang Merlion Park terdapat Fullerton Hotel, dan dibelakang hotel
terdapat jalan Fullerton. Saya menyeberangi jembatan lagi, namun kali ini
jembatannya lebih kecil dan lebih klasik dengan arsitektur jembatan masa
colonial. Nah setelah jembatan saya melihat ada bangunan dengan arsitektur khas
colonial, didepannya terdapat tugu yang dulu dibangun untuk menyambut
kedatangan orang penting dari India. Bangunan tersebut merupakan Museum Asian
Civilization, yang menampilkan beragam peninggalan-peninggalan bangsa Asia
jaman dulu. Bangunan ini ada di pinggir sungai Singapura. Banyak
jembatan-jembatan kuno disini yang bagus untuk diambil gambarnya. Disepanjang
sungai banyak kapal-kapal wisata yang hilir mudik menambah keelokan tempat ini.
Disekitar museum terdapat banyak taman dan ruang hijau sehingga dijadikan
sebagai tempat jogging bagi masyarakat sekitar. Olahraga di sini sudah menjadi
semacam lifestyle bagi warga Negara ini terutama untuk kaum mudanya.
Clarke
Quay,
jam sudah menunjukan pukul setengah delapan sore. Disini gelap baru datang jam
segini. Dari museum saya berjalan menyusuri pinggiran sungai. Banyak café-café
kecil yang berdiri disepanjang pinggiran sungai dengan temboknya yang dicat
warna-warni. Pemandangan seperti ini menjadikan daerah pinggiran sungai ini
dikenal juga dengan nama Venesianya Singapura. Saya berjalan sampai menemukan
tulisan neon warna-warni yang dibaca Clarke Quay. Tempat ini merupakan kumpulan
café-café yang menawarkan berbagai macam minuman, dari kopi, the sampai minuman
beralkohol (lebih banyak yang menawarkan minuman beralkohol disini). Tempat ini
merupakan tempat nongkrongnya para Ang
Mo. Ang Mo adalah bahasa china untuk si rambut merah atau dalam bahasa kita
sering kita sebut sebagai bule. Harga minuman disini bervarisai namun rata-rata
ya mahal. Saya cuma bisa jalan-jalan sambil menikmati malam yang gemerlap ini
ditemani traveler lain dari berbagai Negara.
Mustafa
Center, Bugis Street, Litle India, ketiga tempat ini
jaraknya lumayan dekat. Dari Clarke Quay saya naik bus ke Mustafa Center yang
katanya juga surga belanja. Mustafa Center hanyalah gedung swalayan biasa
dengan dagangan yang juga biasa, ya seperti swalayan pada umumnya, nothing special. Namun masih tetap
banyak saja para wisatawan yang belanja disini. Karena nothing special maka saya lanjutkan ke Bugis Street. Tempat ini
merupakan pasar oleh-oleh, banyak ditawarkan kaos-kaos Singapura, gantungan
kunci, jajanan, dll. Harga disini murah-murah dan tempatnya lebih khas dan
eksentrik. Saya sarankan lebih baik belanja disini daripada di Mustafa. Di
Bugis juga terdapat sex shop yang menawarkan berbagai jenis sex toys untuk
21tahun ke atas. Dari Bugis saya berjalan menuju Little India. Daerah Little
India merupakan daerah pemukiman orang-orang India yang cukup luas, tidak ada
gedung tinggi disini, semuanya gedung standar 2-4 lantai. Banyak toko-toko yang
menawarkan dagangan khas negeri India dengan harga yang lumayan miring. Jika
jeli maka kita bisa mendapatkan barang berkualitas dengan harga yang cukup
miring.
Hari pertama sudah cukup puas dan cukup melelahkan
juga. Ada beberapa pengetahuan yang saya dapat selama sehari menjelajah Singapura :
- Disini tukang bangunan mayoritas dilakukan oleh orang-orang dari India, Bangladesh, Pakistan, dan Filipina.
- Disetiap bangunan yang sedang dibangun pasti kita akan melihat orang-orang ini. Disini pembantu rumah tangga masih tetap dikuasai oleh pembantu dari Indonesia. Berkali-kali saya lihat orang Chinese bersama pembantu mereka (yang mukanya sangat njawani).
- Terdapat kawasan-kawasan khusus masing-masing etnis seperti orang India di Little India, orang Melayu di Kampung Melayu, orang China di China Town, dan orang bule di Ang Mo Kio, ada juga orang-orang dari timur tengah di Arab Street namun jumlahnya hanya sedikit.
- Jika kita kurang lancar berbahasa Inggris, gunakan saja bahasa melayu, sebagian besar orang disini tahu bahasa melayu, jadi santai saja.
- Beli kartu perdana di minimarket seperti cheers dan seveneleven. Harganya lumayan mahal, SG$ 15. Minta aktifkan kartu ke pelayan toko menggunakan data dari passport kita.
- Beli makanan murah ada di foodcourt yang banyak terdapat dipusat keramaian maupun di daerah pemukiman, namun untuk yang muslim harus hati-hati dengan makanan yang bertuliskan pork, ham, atau bak, karena itu semua adalah daging babi.
- Jika tidak punya kartu tap untuk bus dan MRT, maka siapkan banyak-banyak uang receh koin, kita akan sangat membutuhkannya.
- Jangan heran bila melihat orang berpelukan atau berciuman di bus, MRT, maupun dijalanan.
- Banyak terdapat masjid maupun mushala, sebagian dari mereka berbentuk gedung biasa tanpa kubah diatasnya. Tanyakan saja pada orang melayu atau Bangladesh untuk lokasi keberadaan masjid.
- Kalau mau beli kopi item, bilangnya jangan I want a coffee, nanti malah diberi kopi susu. Kalau pengen kopi item bilang saja Kopi’o. (berlaku diwarung kecil seperti di foodcourt).
kereen oom kpn2 kl ngetrip ajak2 aku dong,
BalasHapusokee om jacko hitam, siapp :D
BalasHapuswah keren... diposting juga donk om itenary nya, budget nya. hehe buat nambah2 informasi... :)
BalasHapusyaahh, ane ga make itin bang, semua semua serba dadakan, hehe
BalasHapusLah, saya juga foto disitu, yang ada tulisannya merlion park. kok sama juga ya,, hahaaa :hammer:
BalasHapusHahaha, berarti kita itu sehati lho bang Fahmi. Trims uda berkunjung :)
BalasHapusHalo Abenx, kami dari JalanJalanSingapura.com
BalasHapusGreat blog dan sangat informatif.
Kami mengirimkan penawaran kerja sama via email.
Silakan dicek.
Cheers.